Posted in: Panduan Burung

Mengapa Burung Makan Batu? Apakah Burung Perlu Makan Batu?

Last Updated on Agustus 6, 2023

“Mengapa burung memakan batu?” Anda bertanya, saat Anda merenungkan kejenakaan burung di halaman belakang Anda.

Teman pengemas kerikil ini mengkonsumsi batu untuk menggiling makanan mereka, bertindak sebagai gigi pengganti!

Teruslah membaca untuk mengungkap ilmu menarik di balik perilaku ini, dan Anda akan memberikan fakta-fakta menyenangkan pada pertemuan Anda berikutnya.

Mengapa Burung Makan Batu?

Inilah jawaban singkatnya:

  • Membantu pencernaan: Batuan, atau pasir, membantu menggiling makanan di ampela, perut khusus.
  • Hancurkan makanan keras: Batu menghancurkan biji dan bahan keras lainnya, membuatnya lebih mudah dicerna.
  • Suplemen asupan mineral: Batuan yang tertelan dapat memberikan mineral dan nutrisi.
  • Menghilangkan parasit: Grit dapat membantu mengusir parasit internal, meningkatkan kesehatan burung.

Bagaimana cara burung menggunakan batu untuk mencerna makanannya?

Burung dengan makanan yang mengandung bahan-bahan yang sangat sulit untuk diuraikan, seperti mangsa utuh, kacang-kacangan dan biji-bijian dengan kulit luar yang keras, dan beberapa bagian tumbuhan yang keras, perlu menggiling makanannya menjadi potongan-potongan kecil untuk melewati sistem pencernaannya. 

Mereka menelan batu tajam atau partikel pasir dengan permukaan kasar untuk membantu proses pencernaan. Ini bersarang di bagian otot perut yang disebut ampela.

Jadi apa saja komponen sistem pencernaan burung, dan bagaimana cara kerjanya?

Ampela

Ampela adalah organ berdinding tebal yang ditemukan dalam sistem pencernaan semua burung, terkadang disebut sebagai perut sekunder. 

Batu dan pasir yang ditelan oleh burung terkumpul di ampela dan dikenal sebagai gastrolith.

Ampela menggunakan gastrolit ini untuk menggiling makanan menjadi partikel yang lebih kecil, yang kemudian dapat lebih mudah dicerna di usus burung. 

Otot ampela sangat kuat dan dapat mengerahkan kekuatan hingga 40 pon per inci persegi, memungkinkannya memecah makanan keras seperti biji-bijian dan kacang-kacangan.

Gasolit

Gastrolit adalah komponen penting dari sistem pencernaan banyak spesies burung. Burung dengan sengaja menelan batu, kerikil, pasir, atau gumpalan batu ini dan bersarang di ampela, membantu pencernaan. 

Menggunakan gastrolit sangat penting untuk burung yang mengonsumsi makanan keras yang perlu dihaluskan untuk pencernaan, seperti biji-bijian, biji-bijian, dan bahan tanaman yang keras. 

Gastrolit membantu memecah makanan secara mekanis, sehingga memudahkan sistem pencernaan untuk mengekstraksi nutrisi yang dibutuhkan untuk bertahan hidup.

Ukuran dan bentuk gastrolit dapat bervariasi tergantung pada spesies burung dan jenis makanan yang mereka konsumsi. 

Beberapa burung lebih suka batu kecil atau pasir yang membantu mereka memecah makanannya, sementara yang lain menelan batu yang lebih besar yang membantu mereka mencerna biji dan biji-bijian yang keras.

Saat gastrolit digunakan seiring waktu, mereka menjadi lebih halus dan lebih bulat dari penggilingan konstan satu sama lain dan makanan di ampela. Setelah batu menjadi terlalu halus untuk membantu pencernaan, burung akan mencari batu baru untuk menggantikannya.

Bagaimana Gastrolit dan Gizzard Berkolaborasi untuk Membantu Pencernaan pada Burung?

Ampela dan gastrolit bekerja sama untuk membantu pemecahan makanan secara mekanis dalam sistem pencernaan burung. Ampela adalah organ berotot pada saluran pencernaan burung yang berfungsi seperti perut kedua. 

Ini berisi gastrolit, batu kecil, atau kerikil yang sengaja ditelan dan disimpan burung di ampela mereka.

Saat burung menelan makanan, ia memasuki tembolok, struktur seperti kantong di dekat tenggorokan, yang menyimpan makanan untuk sementara. 

Dari sana, makanan berpindah ke ampela, di mana gastrolit membantu memecah makanan keras seperti biji-bijian dan biji-bijian, yang sulit dicerna. Gastrolit menggiling dan menghancurkan makanan, membantu memecahnya menjadi potongan-potongan kecil.

Otot ampela kemudian berkontraksi untuk menghancurkan lebih jauh dan menggiling makanan, sehingga dapat dicerna dengan baik. Ukuran dan bentuk batu yang ditelan burung bisa berbeda-beda tergantung spesiesnya. 

Beberapa burung lebih suka batu kecil atau pasir yang membantu mereka memecah makanannya, sementara yang lain menelan batu yang lebih besar yang membantu mereka mencerna biji dan biji-bijian yang keras.

Gastrolit di ampela terus-menerus digosok, membuatnya lebih halus dan lebih bulat dari waktu ke waktu. 

Setelah gastrolit menjadi terlalu halus untuk membantu pencernaan, burung akan mencari batu baru untuk menggantikannya.

Mengapa Burung Makan Batu?

Spesies Burung Mana yang Mengkonsumsi Batu untuk Bantuan Pencernaan?

Berbagai jenis burung mengkonsumsi batu untuk melancarkan pencernaan, terutama yang mengkonsumsi makanan keras yang perlu digiling untuk pencernaan, seperti biji-bijian, biji-bijian, dan bahan tanaman yang keras. 

Berikut beberapa jenis burung yang biasa memakan batu:

  1. Ayam dan kalkun
  2. Merpati dan merpati
  3. burung unta
  4. Unggas air, termasuk bebek, angsa, dan angsa
  5. Burung camar dan burung pantai
  6. Burung beo dan burung psittacine lainnya
  7. Beberapa spesies burung penyanyi dan sariawan, seperti robin Amerika

Berapa Ukuran Batu yang Ditelan Burung untuk Bantuan Pencernaan?

Burung yang mengkonsumsi batu untuk membantu pencernaan menelan berbagai ukuran tergantung spesiesnya dan jenis makanan yang dimakannya. Umumnya, ukuran batu yang ditelan burung sebanding dengan ukuran ampela dan kekerasan makanannya.

Misalnya, burung yang lebih besar, seperti burung unta dan emu, memakan batu yang lebih besar, sedangkan burung yang lebih kecil, seperti burung penyanyi dan kutilang, menelan batu yang jauh lebih kecil. 

Ayam dan kalkun biasanya memakan kerikil atau pasir kecil, sementara unggas air dapat menelan batu hingga sebesar bola golf.

Burung yang memakan biji bercangkang keras atau bahan tanaman yang keras sering kali menelan batu yang lebih besar dan lebih bersudut daripada yang dikonsumsi oleh burung yang memakan mangsa bertubuh lunak. 

Batu-batu ini memiliki permukaan kasar yang membantu menggiling dan memecah bahan keras, memungkinkan burung mengekstraksi nutrisi yang dibutuhkannya.

Apakah Permanen Batu Tetap di Ampela Burung?

Tidak, tidak permanen bagi batu untuk tinggal di ampela burung. Sementara batu, juga dikenal sebagai gastrolith, sengaja ditelan oleh burung dan disimpan di ampela mereka untuk membantu pencernaan, mereka tidak tinggal di sana selamanya.

Seiring waktu, gesekan batu yang konstan satu sama lain dan makanan di ampela menyebabkannya menjadi lebih halus dan lebih bulat. 

Setelah batu menjadi terlalu halus untuk membantu pencernaan, burung akan mencari batu baru untuk menggantikannya.

Burung juga dapat mengeluarkan batu secara alami, baik melalui regurgitasi atau dengan mengeluarkannya di kotorannya. 

Dalam beberapa kasus, burung bahkan mungkin dengan sengaja memuntahkan gastrolit untuk mengeluarkannya dari ampela.

Benarkah Burung Menelan Batu Utuh?

Ya, burung memang menelan batu secara utuh sebagai bagian dari proses pencernaannya. Burung dengan sengaja menelan batu atau pasir kecil, yang tersangkut di ampela mereka, membantu pemecahan mekanis makanan keras yang sulit dicerna.

Burung tidak mengunyah makanannya seperti mamalia, jadi mereka membutuhkan bantuan batu untuk menggiling bahan makanan yang keras seperti biji-bijian dan biji-bijian. 

Mereka menelan batu utuh dan disimpan di ampela, di mana mereka digunakan untuk memecah makanan menjadi potongan-potongan kecil.

Ukuran dan bentuk batu yang ditelan burung berbeda-beda tergantung spesies dan jenis makanan yang dimakannya. 

Beberapa burung lebih suka batu atau pasir kecil, sementara yang lain menelan batu yang lebih besar yang membantu mereka mencerna biji dan biji-bijian yang keras.

Apakah Ampela Hadir Secara Eksklusif pada Burung?

Ya, ampela secara eksklusif ada pada burung. Ampela adalah organ khusus dalam sistem pencernaan burung yang bertanggung jawab untuk memecah makanan secara mekanis dengan menggiling dan menghancurkannya. 

Ini adalah struktur otot berdinding tebal antara tembolok burung dan usus kecilnya. Sementara beberapa hewan, seperti buaya dan ikan, memiliki struktur serupa dalam sistem pencernaannya, ampela adalah fitur unik yang hanya dimiliki burung. 

Organ ini memungkinkan burung untuk mengekstrak nutrisi dalam jumlah maksimum dari makanannya, meskipun sulit dicerna.

Ampela bekerja dengan organ lain dalam sistem pencernaan burung, seperti tembolok, proventrikulus, dan usus, untuk memastikan burung dapat mengekstrak nutrisi dalam jumlah maksimal dari makanannya. 

Ampela, bersama dengan bantuan gastrolit, memainkan peran penting dalam proses pencernaan banyak spesies burung, menyoroti adaptasi unik yang telah dikembangkan burung untuk bertahan hidup di lingkungannya.

Apakah Semua Spesies Burung Membutuhkan Batu untuk Bantuan Pencernaan?

Tidak, tidak semua spesies burung membutuhkan batu untuk bantuan pencernaan. Meskipun benar bahwa banyak spesies burung mengonsumsi batu, atau gastrolit, untuk membantu pencernaan makanan keras, beberapa spesies burung telah mengembangkan adaptasi pencernaan lain untuk membantu memecah makanan.

Misalnya, burung pemangsa seperti elang, elang, dan burung hantu memiliki saluran pencernaan yang relatif pendek, yang berarti makanannya membutuhkan waktu lebih sedikit dalam sistemnya. 

Ini memungkinkan asam lambung mereka yang kuat untuk memecah bahan keras tanpa membutuhkan gastrolith.

Spesies burung lain, seperti beberapa spesies burung beo dan toucan, memiliki paruh yang diadaptasi untuk menghancurkan dan menggiling makanan keras, seperti kacang-kacangan dan biji-bijian. 

Burung-burung ini tidak membutuhkan gastrolit untuk pencernaan karena paruh mereka menggiling makanan menjadi potongan-potongan kecil.

Apakah Gizzard Ada pada Manusia?

Tidak, ampela tidak ada pada manusia. Ampela adalah organ otot khusus dalam sistem pencernaan burung yang bertanggung jawab untuk menggiling dan menghancurkan makanan, makanan keras seperti biji-bijian dan biji-bijian.

Sebaliknya, sistem pencernaan manusia diadaptasi untuk memecah makanan secara berbeda. Perut manusia memiliki dinding otot yang kokoh dan menghasilkan cairan pencernaan yang kuat, seperti asam klorida dan enzim, yang memecah makanan secara kimiawi daripada secara mekanis.

Meskipun manusia tidak memiliki ampela, kita memiliki berbagai organ khusus lainnya dalam sistem pencernaan kita, termasuk kerongkongan, lambung, usus kecil, dan usus besar. 

Masing-masing organ ini bekerja sama untuk memastikan bahwa makanan dipecah menjadi nutrisi komponennya, yang dapat diserap tubuh.

Apa Alasan Tidak Ada Ampela pada Manusia?

Tidak adanya ampela pada manusia disebabkan oleh perbedaan pola makan dan sistem pencernaan burung, mamalia, dan manusia. Burung biasanya memakan makanan keras, seperti biji-bijian dan biji-bijian, yang membutuhkan penggilingan mekanis untuk memecahnya.

Sebaliknya, manusia memiliki pola makan yang terdiri dari lebih banyak jenis makanan, termasuk makanan yang lebih lunak yang dapat dipecah oleh pencernaan kimia daripada penggilingan mekanis.

Sistem pencernaan burung dan mamalia diadaptasi untuk memenuhi kebutuhan khusus makanan mereka. Burung telah berevolusi untuk memiliki ampela, organ berotot khusus yang menggiling dan meremukkan makanan secara mekanis.

Mamalia, termasuk manusia, memiliki sistem pencernaan berbeda yang lebih baik disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi kita. 

Misalnya, perut manusia menghasilkan cairan padat pencernaan yang memecah makanan secara kimiawi, bukan secara mekanis.

Apa tujuan gastrolit pada burung?

Gastrolit ditelan oleh burung dan disimpan di ampela mereka untuk membantu pemecahan mekanis makanan keras, seperti biji-bijian dan biji-bijian, yang sulit dicerna.

Apakah semua spesies burung menelan batu untuk bantuan pencernaan?

Tidak, tidak semua spesies burung membutuhkan batu untuk bantuan pencernaan. Beberapa spesies burung telah mengembangkan adaptasi pencernaan lainnya, seperti asam lambung yang kuat atau paruh khusus, untuk membantu mereka memecah makanan keras.

Mengapa beberapa hewan menelan batu dengan makanannya?

Beberapa hewan, seperti buaya dan ikan tertentu, mungkin menelan batu atau kerikil untuk membantu pencernaan. Batu atau pasir membantu menggiling bahan yang keras, seperti cangkang mangsa yang bercangkang keras, memungkinkan hewan mengekstrak nutrisi yang dibutuhkannya.

Mengapa gagak menelan batu?

Gagak, seperti banyak spesies burung lainnya, menelan batu atau pasir untuk membantu pencernaan makanan keras, seperti kacang-kacangan dan biji-bijian. Batuan membantu menggiling bahan yang keras, memungkinkan burung gagak mengekstraksi nutrisi yang diperlukan.

Bisakah gastrolit membahayakan burung jika mereka menelan terlalu banyak?

Jika burung terlalu banyak mengonsumsi gastrolit atau batu walet yang terlalu besar, dapat menyebabkan impaksi atau penyumbatan pada sistem pencernaan, yang bisa berbahaya atau bahkan fatal. 

Penggunaan Batu untuk Bantuan Pencernaan adalah Adaptasi Unik pada Burung

Penggunaan batu atau gastrolit oleh burung untuk bantuan pencernaan merupakan adaptasi yang diperlukan yang telah berkembang untuk membantu mereka mengekstrak nutrisi dalam jumlah maksimum dari makanan mereka. 

Meskipun tidak semua spesies burung membutuhkan batu untuk bantuan pencernaan, banyak yang mengkonsumsinya sebagai bagian dari makanan alami mereka. 

Ampela dan gastrolit bekerja sama untuk secara mekanis memecah makanan kompleks yang sulit dicerna, seperti biji-bijian dan biji-bijian. 

Penting untuk diperhatikan bahwa jika burung terlalu banyak mengonsumsi batu atau menelan batu yang terlalu besar, hal itu dapat membahayakan sistem pencernaannya.

Back to Top